Bagi kebanyakan musisi, bergabung dengan perusahaan rekaman besar umumnya menjadi pilihan jalan terbaik untuk mencapai puncak prestasi. Melalui major label, kemudahan meraih ketenaran yang berujung pada datangnya kemudahan finansial, menjadi pandangan mainstream. Meskipun kemudian, ada sejumlah kompromi yang harus dijalankan. Namun bagaimana dengan pemikiran para musisi indie?
Bagi grup band seperti White Shoes & The Couples Company (WSTCC), SORE, Goodnight Electric dan Frau, hujan uang bukanlah tujuan akhir. Bagi mereka, bermain musik harus sesuai dengan hati dan jiwa mereka. Kebebasan bereksrepsi lewat musik dan lagu kesukaan mereka, tidak dapat ditukar dengan uang sekalipun.
Siapa yang masih meragukan musikalitas WSTCC? Band yang konsisten dengan kombinasi gaya tampilan dan genre musik pop Indonesia tahun 70-an, jazz tahun 30-an serta sedikit aroma disko ini, telah malang melintang di dunia musik indie selama kurang lebih 7 tahun. Berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri telah mereka raih. Juga pentas di berbagai panggung musik nasional dan internasional telah mereka lakukan berkali-kali. Pujian dari sejumlah media resensi musik besar dunia pun, sering mereka dapatkan. Namun mereka tak segera jua merapat ke perusahaan rekaman besar atau major label. Sekalinya ditawari, mereka mundur teratur. Apa pasal? Ternyata karena mereka tak mau “disetir” oleh keinginan pihak major label untuk memainkan aliran yang berdasar pertimbangan bisnis komersil. “Bermain musik tidak boleh dengan perasaan terkekang, kami tak bisa seperti itu. Kami ingin bebas lepas memainkan idealisme kami dalam bermusik” cetus Sari, vokalis WSTCC.
Senada dengan WSTCC, grup bang SORE pun menyatakan hal serupa. Band yang album pertamanya Centralismo, mendapatkan pengakuan sebagai 5 album layak dimiliki oleh majalah Time Asia ini, lebih memilih bergabung dengan indie label. Bagi mereka, ada ruang kebebasan berekspresi yang mereka dapatkan di perusahaan rekaman indie. Band yang memainkan gabungan pop, rock dan jazz retro ini, teguh bertahan pada komitmen aliran musik mereka dari awal hingga kini. Meski dengan resiko, tak tenar-tenar amat di pasar musik mainstream Indonesia. Padahal secara kualitas bermusik, SORE telah mendapatkan pengakuan sebagai band terpuji oleh sekian banyak media resensi musik. Ada satu hal yang unik. Kenapa mereka memainkan alat musik dengan tangan kiri, padahal tak satupun dari mereka kidal?
Sementara bagi Goodnight Electric, pilihan musik mereka yang tak lazim di pasar Indonesia, tak menyurutkan niat mereka untuk terus berkarya. Musik synthpop atau gabungan antara pop dan elektronika, memang bukan selera semua orang. Album pertama trio pemain synthesizer dan komputer ini, “dilecehkan” berbagai kalangan. Namun siapa sangka, mereka mendapatkan pengakuan dari majalah Time Asia sebagai salah satu dari 5 band yang performanya layak disimak. Bahkan mereka menjadi band Asia yang populer di Jerman, setelah 3 kali manggung di negeri Bavaria tersebut.
Sedangkan dari Jogja, seorang gadis belia mulai menggebrak panggung musik indie nasional lewat harmoni kord-kord piano elektriknya. Frau, pianis solo berdarah campuran Jogja- Jepang Hawaii telah membuat kagum banyak penikmat musik bawah tanah. Lewat sejumlah performa gabungan piano dengan teater atau seni pantomim, Frau dipuji banyak pengamat musik indie sebagai new rising star di musik indie. Frau sendiri juga tidak segan-segan menyebarluaskan karya musiknya secara gratis melalui internet. Baginya, bermusik adalah media penyaluran hobi sekaligus wujud aktualisasi diri, yang tak bisa dibatasi oleh tuntutan-tuntutan atas nama bisnis komersil.
Dukungan terhadap para musisi “pemberontak” ini, datang salah satunya dari produsen motor, Yamaha. Melalui ajang kompetisi musik indie “Free Your Soul”, Yamaha rutin menggelar hajatan ini setiap tahun. Dan tahun ini adalah tahun yang ketiga. Respon besar datang dari berbagai daerah. Lebih dari 600 band indie mengikuti ajang kompetisi tahun ini. Dan hasilnya, 3 band idealis pengusung musik-musik berbagai aliran non-mainstream terpilih. Siapa sajakah mereka? Seperti apakah kualitas bermusik mereka hingga terpilih sebagai band indie terbaik versi kompetisi “Free Your Soul”? Bagaimana pula atraktivitas penampilan White Shoes & The Couples Company, SORE, Goodnight Electric dan Frau? Jangan sampai ketinggalan episode Kick Andy pekan ini!