Stairway to ...

Sebuah kisah perjalanan hidup

PREDATORS THE MOVIE

PREDATORS
Share
|
 

Berkisah tentang tentara bayaran bernama Royce (Adrien Brody), diculik oleh alien yang dikenal sebagai predator. Ia dibebaskan disebuah planet asing - hidup lebih mirip seperti sebuah permainan, beserta tujuh manusia lainnya yang terdiri dari pembunuh berdarah dingin, sekelompok tentara bayaran dan tahanan. Royce memimpin kelompok tersebut dan menyadari bahwa mereka dalam cengkeraman predator. Saat berjuang untuk bertahan hidup, mereka bertemu seorang tentara Amerika bernama Noland, yang ditugaskan ke planet tersebut bertahun-tahun sebelumnya dan berhasil bertahan dengan bersembunyi di gua. Noland menemukan bahwa selama bertahun-tahun predator telah berburu manusia dengan membuang mereka ke planet tersebut

INCEPTION Fantastis, Kini DiCaprio Ingin Jadi Sutradara

INCEPTION Fantastis, Kini DiCaprio Ingin Jadi Sutradara
By Admin | Jul 19, 2010



Angkat topi tinggi-tinggi patut kita berikan untuk film Inception yang diperankan Leonardo DiCaprio, dalam pembukaan minggu pertamanya saja, film Inception meraih pendapatan 60,4 juta dollar dari 3792 lokasi pemutarannya. Sementara The Sorcerer’s Apprentice, "hanya" membukukan angka 17,3 dalam minggu pertama pemutarannya (kini total sudah meraih 25 juta dollar).

Lucunya, kini Leo (35 tahun) sang bintang utama dalam Inception, bukannya ingin mencari film lain untuk dibintangi, atau sekuel dari Inception, misalnya, malah mengutarakan keinginannya untuk bermain di balik layar, dengan duduk di bangku sutradara.  

Ia berkata, “Saya sudah tidak sabar untuk menjadi sutradara, sedang menunggu sarana yang tepat (kesempatan) untuk mewujudkannya.” 

Ia sangat terinspirasi sekaligus terobsesi pada sutradara beken macam Martin Scorsese, dan terutama Christopher Nolan, yang mana pernah bekerja bersamanya dan mengarahkannya adegan demi adegan.

HollywoodLife.com mengutip pernyataan DiCaprio, “Saya memilih Christopher karena ia suka mengkhayal. Ia mampu melakukan struktur plot sulit seperti dalam film Memento dan juga The Dark Knight. Namun terutama lagi dalam Inception yang konsepnya tinggi dan berat genre-nya."

Yang menjadi pertanyaan, jika kelak DiCaprio menjadi sutradara, akankan ia pensiun sebagai aktor? Juga, akankah menjadi aktor hebat menjamin seseorang menjadi sutradara hebat juga? Yah, kita tunggu saja.

RUMAH DARA Horor Menemukan Seorang Ibu Karya Mo Brothers

Bagi pecinta film Indonesia khususnya genre horor yang selama ini hanya disuguhi horor kombinasi mistik, komedi dan Seks, kini hadir film horor dengan tampilan baru dan elegan karya sutradara Indonesia. Yah, Rumah Dara judulnya! Sebelum nonton dibioskop, saya banyak membaca review film ini oleh berbagai media dalam dan luar negeri. Sebagian besar memberi review positif terhadap film ini, meski tidak lepas dari kekurangan disana sini. Saya sendiri menilai dari segi akting, make up, sound/music, dan penggambaran cerita cukup berkelas. Dari sisi cerita saya rasa standar untuk film-film jenis slasher. Film dengan genre slasher memang belum populer di Indonesia (film slasher Indonesia: Pintu Terlarang karya Joko Anwar), di luar negeri film genre seperti ini sudah banyak diproduksi Hollywood.
Salah satu keberhasilan film ini menurut saya adalah kemampuan mengeksplorasi akting para pemerannya, terutama pemeran keluarga Dara. Karakter Ibu Dara yang diperankan Shareefa Danish dengan sangat ciamik. Shareefa berhasil menerjemahkan karakter seorang ini yang dingin dan sadis dengan nada suara yang datar dan berat dikombinasikan dengan tatapan mata yang siap mengintimidasi korbannya. Selain itu, pakaian yang dikenakan Dara menunjukkan ciri khas Asia terutama Indonesia dengan Kebaya dan rambut disanggul. Jadi meskipun film genre slasher berasal dari barat, akan tetapi Mo Brother berhasil mengkombinasikan antara Barat dan Timur (Asia/Indonesia). Tidak hanya dalam hal pakaian, dari musik latarpun sangat kentara ciri Indonesia nya. Seperti musik latar berupa lagu keroncong, yang terdengar elegan mengiringi adegan Arman (anak Dara) memutilasi korbannya. Salah satu anak Dara, Arman juga berakting sangat baik sebagai tukang jagal. Meskipun Arman tidak ada dialog dalam film ini, akan tetapi bahasa tubuh (nonverb)nya berhasil menerjemahkan karakter sadis dari mimik wajah, tatap mata, kacamata kuno, badan tambun, dan pakaiannya. Mimiknya tampak sangat sadis ketika memutilasi korbannya dengan darah yang memuncrat diwajahnya yang tetap terlihat dingin, serta diiringi musik keroncong yang elegan.
Anak Dara yang lain adalah Adam yang diperankan dengan sangat baik oleh Arifin Putra. Arifin Putra yang biasa berakting disinetron yang biasa-biasa saja ternyata mampu tampil total dalam film ini. Tokoh Adam sangat garang dalam film ini, tampak agresif dalam menghabisi lawannya. Sedangkan Maya yang juga anak Dara diperankan Imeldha Therin menurut saya cukup baik, akan tetapi tidak semenonjol karakter Dara, Adam, dan Arman. Meskipun dalam film ini Maya kebagian banyak porsi dialog dalam film ini, tetapi belum terasa menggigit perannya bila dibandingkan dengan peran Adam dan Arman yang minim dialog.
Kelebihan lain dari film ini menurut saya adalah penggambaran nonverbal untuk menceritakan latar belakang cerita atau dengan kata lain tidak perlu banyak cakap-cakap untuk menceritakan kenapa keluarga Dara seperti itu dan untuk apa mereka seperti itu. Tampak diawal film diperlihatkan video kuno yang memperlihatkan masa kecil mereka yang sudah dilatih dan terbiasa menjagal manusia, meski ditengah-tengah film juga diperlihatkan lagi video kuno ini, itu tambah memperjelas latar belakang kluarga Dara. Sedangkan untuk apa kluarga Dara melakukannya tampak ketika ada tamu dihalaman luar rumah Dara (2 orang) yang sepertinya sedang transaksi jual beli organ tubuh manusia. Penggambaran-penggambaran nonverbal seperti ini memang cukup efektif karena tidak terkesan bertele-tele, meskipun cara seperti ini juga bisa menimbulkan persepsi berbeda dibenak penonton.
Untuk Make Up dan efek para pemain juga sangat serius tampaknya, karena untuk darah memang berasal dari darah binatang dan darah sintetis. Demikian juga dengan beberapa adegan mutilasi seperti tubuh dan mata yang ditusuk, orang terbakar, wajah yang hancur setelah terbakan, dll tampak mendekati real.
Film ini konon sudah banyak disensor untuk bioskop Indonesia, meski demikian bagi yang ingin menonton hendaknya jangan mengajak anak-anak. Saya rasa film ini sangat layak diapresiasi dan ditonton karena Mo Brother tampaknya berusaha menyajikan suguhan yang berkualitas.
Selamat menonton!

Borobudur, Jejak Kebesaran Abad ke- 9

World Wonder Heritages! Yah, istilah ini dulu sangat melekat dengan Candi Borobudur. Siapa coba yang tidak mengenal candi ini? Candi Budha terbesar didunia yang lahir pada abad ke 9 ini terdaftar dalam salah satu Keajaiban Dunia, karena arsitektur dan fungsinya sebagai tempat ibadah umat Budha yang memikat hati para pengunjungnya. Candi ini dibangun pada masa kerajaan Mataram Kuno ditempat yang tinggi, tinggi candi sekitar 40 meter-an tersusun atas puluhan punden berundak.
Senang rasanya bisa kembali mengunjungi Candi Borobudur pada akhir tahun 2009 kemarin, setelah terakhir kesana sekitar tahun 2005. Tidak terlalu banyak perubahan memang dengan tempat wisata ini. Lingkungan luar komplek candi tampak ramai pedagang berbagai macam cinderamata yang berjajar, kemudian lahan parkir yang tidak begitu luas bahkan ketika padat pengunjung parkir kendaran tampak tidak teratur. Banyak penduduk sekitar yang membuka lahan bagi jasa parkir di halaman rumah mereka. Jadi jangan heran ketika musim liburan berkunjung kesana, anda akan kebagian tempat parkir yang jauh dari komplek candi. Tampak begitu semrawut memang, akan tetapi toh ini membuka lapangan pekerjaan bagi warga sekitar.
Tapi jangan khawatir, ketika masuk pintu gerbang candi suasana berbeda 180 derajat! Tampak hamparan taman hijau yang sangat rapi dan menawan:
Ini adalah jalan masuk menuju bangunan urama Candi Borobudur, dengan taman bunga di tengah-kanan-kiri jalan.
Ketika padat pengunjung, kita harus rela berdempet-dempet menaiki tangga candi yang cukup sempit.
Ini adalah view jalan masuk dilihat dari punden bawahSalah satu ukiran pada dinding Candi Borobudur
View dari puncak candi
Ini adalah jalan keluar menuruni candi.
Ketika masuk dan keluar candi, kita akan melewati jalur yang berbeda. Saat kluar komplek candi, pengunjung mau tidak mau harus melewati jajaran pedagang/pasar oleh-oleh berupa kerajinan, makanan, maupun pakaian yang tentunya dimaksudkan supaya pengunjung berbelanja sebelum meninggalkan Borobudur.
Bagi para pengunjung yang ingin mengetahui seluk beluk sejarah Borobudur, arti simbol-simbol di bangunan candi, bisa menyewa guide atau membeli buku panduan yang tersedia. Tapi tampaknya Wisatawan domestik justru kurang berminat menyewa guide untuk menerima penjelasan, karena sebagian pemakai jasa guide adalah wisatawan asing. Wisatawan asing tertarik mempelajari sejarah dan simbol-simbol candi.

Selamat menikmati Wisata Candi Borobudur bagi teman-teman yang hendak kesana!

Tanah Air Beta The Movie


Pemain : Lukman Sardi, Alexandra Gottardo, Zumi Zola
Sutradara : Ari Sihasale
Produksi : AleNia Pictures

Menembus Impian The Movie


Pemain : Acha Septriasa, Fedi Nuril, Ayu Dyah Pasha
Sutradara : Hanung Bramantyo
Produksi : Dapur Film & Unicore

Pemberontakan Kaum Idealis

Bagi kebanyakan musisi, bergabung dengan perusahaan rekaman besar umumnya menjadi pilihan jalan terbaik untuk mencapai puncak prestasi. Melalui major label, kemudahan meraih ketenaran yang berujung pada datangnya kemudahan finansial, menjadi pandangan mainstream. Meskipun kemudian, ada sejumlah kompromi yang harus dijalankan. Namun bagaimana dengan pemikiran para musisi indie?

Bagi grup band seperti White Shoes & The Couples Company (WSTCC), SORE, Goodnight Electric dan Frau, hujan uang bukanlah tujuan akhir. Bagi mereka, bermain musik harus sesuai dengan hati dan jiwa mereka. Kebebasan bereksrepsi lewat musik dan lagu kesukaan mereka, tidak dapat ditukar dengan uang sekalipun.

Siapa yang masih meragukan musikalitas WSTCC? Band yang konsisten dengan kombinasi gaya tampilan dan genre musik pop Indonesia tahun 70-an, jazz tahun 30-an serta sedikit aroma disko ini, telah malang melintang di dunia musik indie selama kurang lebih 7 tahun. Berbagai penghargaan dari dalam dan luar negeri telah mereka raih. Juga pentas di berbagai panggung musik nasional dan internasional telah mereka lakukan berkali-kali. Pujian dari sejumlah media resensi musik besar dunia pun, sering mereka dapatkan. Namun mereka tak segera jua merapat ke perusahaan rekaman besar atau major label. Sekalinya ditawari, mereka mundur teratur. Apa pasal? Ternyata karena mereka tak mau “disetir” oleh keinginan pihak major label untuk memainkan aliran yang berdasar pertimbangan bisnis komersil. “Bermain musik tidak boleh dengan perasaan terkekang, kami tak bisa seperti itu. Kami ingin bebas lepas memainkan idealisme kami dalam bermusik” cetus Sari, vokalis WSTCC.

Senada dengan WSTCC, grup bang SORE pun menyatakan hal serupa. Band yang album pertamanya Centralismo, mendapatkan pengakuan sebagai 5 album layak dimiliki oleh majalah Time Asia ini, lebih memilih bergabung dengan indie label. Bagi mereka, ada ruang kebebasan berekspresi yang mereka dapatkan di perusahaan rekaman indie. Band yang memainkan gabungan pop, rock dan jazz retro ini, teguh bertahan pada komitmen aliran musik mereka dari awal hingga kini. Meski dengan resiko, tak tenar-tenar amat di pasar musik mainstream Indonesia. Padahal secara kualitas bermusik, SORE telah mendapatkan pengakuan sebagai band terpuji oleh sekian banyak media resensi musik. Ada satu hal yang unik. Kenapa mereka memainkan alat musik dengan tangan kiri, padahal tak satupun dari mereka kidal?

Sementara bagi Goodnight Electric, pilihan musik mereka yang tak lazim di pasar Indonesia, tak menyurutkan niat mereka untuk terus berkarya. Musik synthpop atau gabungan antara pop dan elektronika, memang bukan selera semua orang. Album pertama trio pemain synthesizer dan komputer ini, “dilecehkan” berbagai kalangan. Namun siapa sangka, mereka mendapatkan pengakuan dari majalah Time Asia sebagai salah satu dari 5 band yang performanya layak disimak. Bahkan mereka menjadi band Asia yang populer di Jerman, setelah 3 kali manggung di negeri Bavaria tersebut.

Sedangkan dari Jogja, seorang gadis belia mulai menggebrak panggung musik indie nasional lewat harmoni kord-kord piano elektriknya. Frau, pianis solo berdarah campuran Jogja- Jepang Hawaii telah membuat kagum banyak penikmat musik bawah tanah. Lewat sejumlah performa gabungan piano dengan teater atau seni pantomim, Frau dipuji banyak pengamat musik indie sebagai new rising star di musik indie. Frau sendiri juga tidak segan-segan menyebarluaskan karya musiknya secara gratis melalui internet. Baginya, bermusik adalah media penyaluran hobi sekaligus wujud aktualisasi diri, yang tak bisa dibatasi oleh tuntutan-tuntutan atas nama bisnis komersil.

Dukungan terhadap para musisi “pemberontak” ini, datang salah satunya dari produsen motor, Yamaha. Melalui ajang kompetisi musik indie “Free Your Soul”, Yamaha rutin menggelar hajatan ini setiap tahun. Dan tahun ini adalah tahun yang ketiga. Respon besar datang dari berbagai daerah. Lebih dari 600 band indie mengikuti ajang kompetisi tahun ini. Dan hasilnya, 3 band idealis pengusung musik-musik berbagai aliran non-mainstream terpilih. Siapa sajakah mereka? Seperti apakah kualitas bermusik mereka hingga terpilih sebagai band indie terbaik versi kompetisi “Free Your Soul”? Bagaimana pula atraktivitas penampilan White Shoes & The Couples Company, SORE, Goodnight Electric dan Frau? Jangan sampai ketinggalan episode Kick Andy pekan ini!

Related Posts with Thumbnails

Blog Archive