Stairway to ...

Sebuah kisah perjalanan hidup

Ode Untuk 'Si Berat' (Oleh Wahyu Widodo)

Hei tuan...yang merasa kaum intelektual!
Harusnya kau menjadi embun penyejuk ditengah keringnya padang tandus
Dan bukannya ikut-ikutan menghantarkan kepanasan
Harusnya kau menjadi menjadi penunjuk jalan ditengah kerumunan massa yang crowded
Dan bukannya ikut-ikutan kacau, tak berauran
Harusnya kau menjadi penjaga emosi massa
Dan bukannya ikut kehilangan kendali, ketika emosi massa mengepung
Harusnya kau menjaga sikapmu ditengah massamu
Dan bukannya ikut-ikutan membabi buta
Hei tuan...yang merasa kaum intelektual!
Kemana jiwa intelektual yang selama ini kau banggakan?


Hei tuan...yang bergelimang harta!
Ingatkah kau bahwa diantara hartamu, ada hak untuk saudara2mu?
Dan tidak untuk kau habiskan sendiri
Ingatkah kau bahwa masih banyak saudaramu yang sedang memperjuangkan haknya untuk hifup?
Dan tidak untuk kau rampas hak mereka
Ingatkah kau bahwa setiap hak mereka, akan menjadi kewajiban bagimu?
Dan tidak untuk kau biarkan begitu saja
Ingatkah kau bahwa tidak ada klaim kepemilikan harta secara mutlak olehmu?
Dan tidak untuk kau kuasai sendiri
Ingatkah kau pada hakekatnya harta itu mutlak milik siapa?
Dan tidak untuk kau lupakan Si Pemilik mutlak atas hartamu


Hei tuan...yang perutnya besar!
(Bersambung)




3 komentar:

Anonim 1 Februari 2008 pukul 04.56  

Great!!! Bangsa ini sudah cukup menanggung beban yang berat, semoga ODE nya terbaca oleh kaum 'berat' (berat hati, berat badan, berat dosa de es be)
Hei, Tuan... lanjutkan ode anda

Anonim 1 Februari 2008 pukul 05.11  

great!!! Ode yang tepat untuk si berat (berat dosa, berat tangan, berat badan de es be)
Lanjutkan Ode-mu, Bung!!

Shafa_riva@yahoo.com

Wahyu Widodo, S.Si 1 Februari 2008 pukul 21.56  

saya pikir, Ode ini lebih cocok dijadikan lirik lagu rock deh!Dari gaya bahasa yang saya pakai,sama sekali ga ada kehalusan alias agak kasar dan berbau kemarahan dan sindiran.

Related Posts with Thumbnails

Blog Archive