Stairway to ...

Sebuah kisah perjalanan hidup

Financial Planning (Oleh Wahyu Widodo)

Uang...! Dalam keseharian terutama dalam aktifitas pemenuhan kebutuhan kita tidak terlepas dari benda yang namanya uang tersebut. Uang memang bukanlah segalanya, akan tetapi tidak dapat dipungkiri banyak pemenuhan kebutuhan materi dan non materi akan terpenuhi setelah adanya perantara uang. Manusia bekerja mencari nafkah, disamping kebutuhan bekerja itu sendiri tentunya juga ada kompensasi yang diharapkan salah satunya berupa uang. Dengan uang kita dapat berbuat banyak hal baik untuk diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Banyak ungkapan sinis terhadap Si Pemilik Uang (orang kaya) yang sering kita dengar, seperti: " Kebanyakan orang kaya sombong!"; "Orang kaya akan bersenang-senang dan memikirkan duniawi saja!"; dan masih banyak ungkapan lain. Tentunya kita tidak boleh terpenjara untuk tidak kaya hanya karena ungkapan sinis diatas. Kita dapat memutarbalikkan ungkapan-ungkapan diatas, seperti: "Orang kaya juga bisa rendah hati kok!"; "Orang kaya bisa lebih banyak beramal dan membantu saudara-saudara yang sedang kesusahan!".
Sebagai seorang muslim kita harus bisa menjadi "kaya", baik kaya hati, kaya ilmu, kaya harta, dsb. Dengan kaya, kita akan berlomba-lomba menjadi distributor rejeki bagi saudara-saudara yang membutuhkan. Semakin tinggi "kekayaan" akan semakin tinggi dan luas peran kita sebagai distributor rejeki bagi masyarakat. Tentu saja kekayaan yang dimaksud adalah diperoleh dengan cara halal.

Banyak diantara kita yang sudah berpenghasilan dengan bekerja, akan tetapi masalah klasik yang mash saja kita hadapi adalah "besar pasak daripada tiang" sehingga selalu mengeluh" gaji sebulan nggak pernah cukup!" dan meskipun pendapatan telah bertambah keluhan itu masih saja ada. Apabila ini terjadi pada kita, perlu adanya evaluasi kembali terhadap Financial Planing yang selama ini disusun, apakah sudah dibedakan dengan jelas mana yang merupakan kebutuhan rutin dan mana yang merupakan keinginan. Contoh kebutuhan:
1. Pangan: jelas harus diutamakan
2. Sandang
3. Papan: kebutuhan sewa rumah, tagihan listrik, dll.
4. Sosial: sedekah(masukkan sedekah sebagai pengeluaran rutin agar lebih ringan dalam melaksanakannya), iuran kampung, dll.
Contoh keinginan di saat sekarang dan waktu akan datang:
1. Ibadah Haji: Setiap muslim pasti ingin menunaikannya dan itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Tabungan untuk ibadah haji harus dimulai sekarang selagi masih muda dan ketika waktunya berangkat haji tiba energi kita masih besar.Kita tidak bisa sepenuhnya mengandalkan punya uang banyak dengan tiba-tiba diusia 50 an tahun.Tidak ada salahnya jika mulai saat ini.
2. Beli Rumah: Bagi yang blm memiliki rumah sendiri, mulailah dari sekarang untuk punya rumah baik dengan kredit maupun cash. Karena dari tahun ke tahun harga rumah semakin tinggi.
3. Berlibur: Setiap individu atau keluarga pasti punya keinginan utk berlibur dan mendatangi suatu tempat favorit atau bahkan keluar negeri. Alokasikan dana untuk itu dengan cara menabung rutin.
4. Investasi: Bisa berupa wirausaha atau pembelian benda tertentu yang bermanfaat.
5. Tabungan pendidikan dan kesehatan: Untuk keperluan keluarga dimasa akan datang.
Ada juga beberapa teman yang menetapkan rumus untuk keuangannya, contoh: 50% untuk konsumtif rutin, 10% tabungan, 10% investasi, 10% tabungan haji, 10% sedekah, dan 10% untuk lain-lain.
Yang jelas berapapun penghasilan kita tiapbulannya, financial planing harus tetap ada. Contoh rumus alokasi kebutuhan diatas tentu hanya untuk penghasilan tetap kita tiap bulan saja. Lain lagi jika ada pendapatan tambahan diluar pendapatan rutin, itu merupakan rejeki plus yang harus dikelola dengan bijak.

Dalam keberhasilan penerapan financial planing tentunya dibutuhkan kemampuan pengendalian diri yang baik serta komitmen dan konsisten dalam menjalankannya supaya tidak hanya kebutuhan pokok kita saja yang terpenuhi, tapi juga keinginan-keinginan kita dapat terwujud, seperti keinginan punya mobil, ibadah haji, beli rumah bagus, dll. Terima kasih

2 komentar:

Anonim 17 Februari 2008 pukul 21.28  

Benar sih, tetapi lebih dari itu, menurut saya orientasi kehidupan ini tidak semata untuk uang. Ada tujuan yang lebih besar dari apa yang terlihat di dunia. Setuju kan???

Wahyu Widodo, S.Si 18 Februari 2008 pukul 00.00  

ya sepakat sekali! urusan harta hanya bagian kecil dari kehidupan, masih banyak hal yang lebih besarrrr.

Related Posts with Thumbnails

Blog Archive